Dikala Anjing Pemburu Khianati Pawang

admin

- Redaksi

Rabu, 21 Agustus 2024 - 14:13 WIB

5041 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opini oleh : Fauzan Azima/Teuku Gajah Putih (Mantan Panglima GAM Wilayah Linge)

“TIDAK perlu bersedih, mendendam, apalagi heran. Dia memang begitu.”

Itulah yang akan saya sampaikan kepada Muzakir Manaf alias Mualem jika saya bertemu dengannya. Ini penting saya sampaikan menyikapi dinamika politik Aceh yang melibatkan bekas Panglima Gerakan Aceh Merdeka itu.

Jika Mualem tertarik mendengarkan, maka saya akan menjelaskan asbabun nuzul perkataan itu dengan kisah tentang karakter manusia yang seperti itu. Manusia yang diselimuti penyakit hati dan dikendalikan oleh sifat-sifat tidak terpuji.

Hati yang kotor harus dibersihkan (takhalli). Lantas diisi dengan sifat-sifat baik (tahalli) lalu dia akan mendapatkan manifestasi atau perwujudan dari hasil berbuat baik (tajalli). Orang Sunda menyindir orang yang tidak mau membersihkan hati dengan sebutan “manuk sia” atau ayam.

Semua sifat kotor itu ada pada manusia. Kalau kita menganggap hewan rendah, maka manusia juga memiliki potensi sama jika gagal menggunakan pikiran dan hati. Orang-orang ini akan diletakkan Allah di tempat paling rendah, asfala safilin. Representasi sifat hewan itu melekat pada manusia.

Syahdan, Nabi Nuh as minta tolong kepada empat orang tukang. Tapi semua tukang itu meminta imbalan, yakni menikah dengan putri semata wayang Nuh. Tapi tidak mungkin Nuh menikahkan putrinya dengan empat orang tukang.

Sebagai nabi yang dilebihkan akal, pikiran, rasa dan perasaannya, tentu tidak ingin mengecewakan para tukang itu. Dia lantas berdoa kepada Tuhan agar diciptakan tiga orang perempuan lagi.

Tuhan pun mengabulkan permintaan itu. Dan menciptakan seorang perempuan dari kuda, kemudian seorang lagi dari anjing, dan seorang lainnya dari ular. Penjelasan ini membuat kita semakin yakin bahwa di hati manusia sekarang ini terselip sifat hewani.

Kalau dia suka berpetualang, ingin bebas dan keras kepala, itu dipastikan dari “titisan” kuda. Kalau selalu ingin ribut, bertengkar, berkelahi, dan tidak punya rasa malu, berarti mewakili sifat anjing. Sedangkan sifat ular mewariskan kelicikan, tipu daya, dan berkhianat.

Di Takengon ada istilah “asu kute (anjing kota)”. Sebutan ini, karena sering dipakai, disingkat menjadi “askut”. Konon, dulu di belantara Tanoh Gayo, sang pawang mendidik anjing pemburu yang andal.

Sampai pada satu ketika, saat si anjing merasa memiliki cukup kepintaran, dia mengkhianati si pawang, meninggalkannya dan pergi ke Takengon. Anjing itu bertahan hidup dengan mencari makan di tong-tong sampah. Saat malam tiba, dia tidur di emperan toko. Pada masanya, dia menjadi penguasa di antara para anjing.

Lantas pada 1980-an, ungkapan “askut” menjadi istilah bagi orang yang berusaha dekat dengan orang lain dengan segala cara; menjilat, membuat konspirasi dan akhirnya berkuasa.

Bagi manusia, ini adalah peringatan agar berhati-hati memilih kawan. Pura-pura baik, nyatanya berkhianat setelah mendapatkan apa yang dia anggap sebagai “kepintaran*. Muallim harus memberikan sebutan “asu kute” bagi orang yang mengkhianatinya.

(Mendale, Agustus 21, 2024)

Berita Terkait

Ketika Rakyat Mengunggat Hak Atas Kekayaan Alam Aceh
Solusi Paripurna Untuk Narkoba yang Merajalela
Ada Gergaji Besar Untuk Potong Kaki Anies di DKI Jakarta

Berita Terkait

Sabtu, 14 September 2024 - 16:26 WIB

Pengukuhan Tim Pemenangan Bintang-Faisal Kecamatan Penanggalan, Sahabat Semua Suku

Sabtu, 14 September 2024 - 08:33 WIB

Muflihun, Bakal Calon Walikota Pekanbaru Disambut Hangat di Pasar Sago

Sabtu, 14 September 2024 - 08:16 WIB

PJ Wali Kota Subulussalam Menjadi Irup Upacara Hari Jadi Subulussalam Ke-62 Tahun 2024

Jumat, 13 September 2024 - 12:27 WIB

Usman Lamreung: Amanah Qanun Aceh Tentang Pilkada, Bagaimana Bustami Hamzah Harusnya?

Jumat, 13 September 2024 - 04:44 WIB

Paslon Wakil Bupati Simalungun Anton Saragih- Benny Sinaga Ziarah ke Makam Raja Tanah Jawa

Minggu, 8 September 2024 - 04:36 WIB

Usung Bobby – Surya, Bara JP Sumut Minta Masyarakat Sumut Menangkan Bobby -Surya

Jumat, 6 September 2024 - 19:27 WIB

H.Said Sani Silaturahmi Dengan Masyarakat Kecamatan Terangun, Bahas Program Hilirisasi Pertanian Nilam

Rabu, 4 September 2024 - 19:49 WIB

Masyarakat Kampung Penosan Sambut Antusias Kehadiran Calon Bupati Gayo Lues H.Said Sani

Berita Terbaru

MAKASSAR

Aster Kasdam XIV/Hsn Menghadiri Pertamina SMEXPO 2024

Sabtu, 14 Sep 2024 - 11:19 WIB