JAKARTA | Rezim kekuasaan saat ini tidak ingin suara perubahan bergerak lekuasa. Setelah berhasil mengalahkan suara perubahan yang tidak sekuat Perestroika dan Glasnost di Uni Soviet, maka rezim merambah ke akar kekuasaan di tingkat propinsi, kota dan kabupaten.
Anies Baswedan bukanlah Mikhail Gorbachev. Bukan pemimpin kaum buruh Lech Walesa di Polandia Juga bukan Che Guevara.Ada kekuatan besar sedang bekerja memotong kaki Anies agar tak mampu berjalan di DKI Jakarta.
Suara perubahan yang ingin memangkas KKN tidak disambut layaknya keinginan arus bawah yang masih doyan sogokan sembako.
Suara perubahan juga tidak mampu membongkar praktik kecurangan dari panitia pemilihan umum yang otak nya diisi dengan praktik cabul dan perzinahan.
Masihkah Anies berharap mendapatkan tiket masuk balik ke DKI Jakarta? Sementara isu tak sedap terhadap PKS kuat berhembus karena ditawari kue kekuasaan 3 menteri di kabinet lanjutan Jokowi versi baru.
Suara perubahan akan akan menjadi suara “pret”! Karena ujung-ujungnya kekuasaan adalah sarana untuk memperkaya diri, keluarga, kelompok dan golongan nya saja. Peduli apa dengan rakyat. (ST)